Rabu, 23 Januari 2019

Selasa, 22 Januari 2019


Menggunakan MACD Dalam Trading Forex

MACD atau Moving Average Convergence-Divergence adalah salah satu indikator teknikal yang bisa diandalkan trader.
MACD atau Moving Average Convergence-Divergence adalah salah satu indikator teknikal yang bisa diandalkan (reliable). Sering kali kita kurang percaya dengan berbagai indikator teknikal dan cenderung mengandalkan analisa pergerakan candlestick atau garis-garis trend, tetapi ketika telah menemukan sinyal trading, kita biasanya akan melihat arah indikator MACD sebelum benar-benar entry. Jadi indikator MACD biasanya kita gunakan untuk mengkonfirmasi setup trading yang akan kita lakukan, dan sangat sering memang tepat, atau dengan kata lain MACD bisa bekerja dengan baik.


Dua tampilan MACD yang sering dijumpai adalah seperti pada chart trading berikut. A adalah versi standard platform populer Metatrader, terdiri dari MACD dalam bentuk histogram dan grafik sinyal, sedang B adalah versi tradisional, terdiri dari grafik MACD, grafik sinyal dan Oscillator Moving Average (OSMA) dalam bentuk histogram, yaitu nilai MACD dikurangi sinyal. Keduanya tidak berbeda dan memberikan informasi yang sama.





Banyak trader profesional baik pemain pasar saham, forex atau komoditi mengandalkan MACD, tetapi tentu saja kita tidak ingin membesar-besarkan indikator ini. MACD bukan indikator ’’holy grail’’ yang serta merta menunjukkan sinyal buy atau sell, tetapi kita bisa mengatakan bahwa MACD memang bisa diandalkan dibandingkan banyak indikator teknikal lainnya.


Mengapa MACD bisa bekerja dengan baik?
Pertanyaan ini tentunya menyangkut uang yang akan Anda peroleh. Sebelum menjawab, ada baiknya Anda mengingat kembali salah satu alasan utama kenapa banyak trader forex (dan juga trader saham atau komoditi) gagal mendapatkan profit. Anda telah sering mendengar atau membaca, dan kita akan ulangi lagi disini. Kekurang sabaran adalah salah satu alasan utama kenapa banyak trader forex gagal.


Banyak trader yang tidak cukup sabar menunggu setup trading yang benar-benar bagus, atau yang probabilitas-nya tinggi. Setelah menunggu beberapa menit, jam atau bahkan hari (tergantung dari time frame trading), dan belum memperoleh sinyal trading, banyak trader yang kehilangan kesabarannya dan memaksakan diri mengambil posisi tanpa setup trading yang jelas. Mereka untung-untungan, bisa loss bisa profit.


Sebaliknya ketika punya posisi trading yang bagus mereka exit terlalu dini dengan reward yang kecil karena takut kehilangan profit yang telah diperolehnya. Mereka tidak cukup sabar untuk menahan posisinya hingga menyentuh target yang sebenarnya telah direncanakan, sehingga mereka membatasi profit yang seharusnya bisa diperoleh. Indikator MACD bisa mengatasi masalah tersebut karena responsnya yang agak lambat sehingga menunda kita untuk entry atau exit terlalu dini. Oleh karenanya MACD selalu dianjurkan untuk digunakan terutama oleh para trader forex dan saham. Indikator lain yang sifatnya hampir mirip adalah Heikin Ashi.


Dalam banyak kasus, ketika indikator lain bahkan formasi price action candlestick menunjukkan sinyal trading, MACD mengisyaratkan kita untuk menunggu, dan membuat kita terhindar dari loss akibat melawan arah trend. Juga ketika kita ingin masuk sesuai arah trend, tetapi MACD mengatakan kita sudah terlambat karena kekuatan trend sudah menurun dan akan segera berbalik arah. Kasus-kasus semacam ini akan kita ulas pada bagian berikutnya.

Parameter indikator MACD
Gerald Appel, seorang trader dan analis yang membuat indikator ini mendifinisikan MACD sebagai selisih dari exponential moving average periode 12 (ema-12) dan ema-26. Hasilnya berupa sebuah grafik yang disebut dengan MACD main line. Pada tampilan MACD tradisional, selain grafik MACD terdapat grafik sinyal (signal line) yang merupakan moving average dari grafik MACD dengan periode 9. Sebagai trader mungkin Anda tidak perlu mengetahui perhitungan parameter MACD, tetapi jika Anda ingin memprogram atau memodifikasi EA (Expert Advisor) atau robot, Anda harus tahu perhitungan parameter indikator ini:
MACD main line = ema (close, 12) - ema (close, 26)
Signal line = sma (MACD, 9)
Histogram Oscillator Moving Average (OSMA) = MACD main line - signal line
Pada platform Metatrader indikator MACD main line ditampilkan dalam bentuk histogram dan signal line dalam bentuk grafik, OSMA dibuat terpisah, sedang pada platform trading yang lain MACD main line dan signal line ditampilkan dalam bentuk grafik bersamaan dengan OSMA.

Tampilan MACD histogram yang lebih detail (Extended Version)
Sama dengan tampilan pada platform Metatrader, hanya histogramnya dibuat berwarna untuk membedakan sentimen bullish atau bearish. Dalam prakteknya penggunaan Extended Version ini tidak menampilkan signal line (signal SMA diset = 0), tetapi bisa ditampilkan bila diperlukan dengan menset signal SMA = 9.


Pada gambar diatas tampak ketika trend sedang kuat maka jarak antara ema-12 dan ema-26 melebar (ema-12 - ema-26 makin besar) atau nilai MACD makin besar. Semakin lebar jarak maka garis histogram MACD akan semakin panjang. Warna garis histogram biru menunjukkan sentimen bullish yang sedang kuat atau dominan sedang warna merah menunjukkan bearish yang dominan. Warna garis kuning menunjukkan ketika terjadi perpotongan antara ema-12 dan ema-26, atau MACD = 0.
Dalam aturan trading dengan perpotongan dua garis moving average, sinyal buy terjadi bila garis ema-12 memotong ema-26 dari bawah keatas, atau MACD lebih besar nol, dan sinyal sell terjadi bila garis ema-12 memotong ema-26 dari atas kebawah, atau MACD lebih kecil nol. Tetapi dengan histogram warna, Anda bisa mengantisipasi sinyal buy ketika sentimen bullish sedang kuat (area A) sebelum kedua garis ema saling berpotongan dan MACD diatas nol (area B). Demikian pula antisipasi sinyal sell ketika sentimen bearish kuat (area C) sebelum MACD dibawah nol (area D).

Jika Anda trader yang agresif, Anda bisa entry buy ketika MACD pada area A dan tidak harus menunggu MACD diatas nol (area B), atau entry sell ketika MACD masih pada area C. Namun tentu saja harus dikonfirmasi dengan formasi candlestick-nya atau indikator lainnya


Tampilan trend histogram indikator MACD mencerminkan trend pergerakan harga. Ketika sedang bergerak uptrend akan terbentuk titik-titik higher highs baik pada pergerakan harga maupun pada garis histogram, demikan juga ketika bergerak downtrend, akan terbentuk titik-titik lower lows (gambar atas).


Menggunakan MACD Dalam Trading Forex
MACD atau Moving Average Convergence-Divergence adalah salah satu indikator teknikal yang bisa diandalkan trader.
Indikator MACD mencegah untuk entry melawan arah trend
Seperti telah disebutkan sebelumnya, indikator MACD bisa membuat kita terhindar dari loss akibat entry melawan arah trend. Yang sering terjadi adalah ketika formasi candlestick dan indikator trend (misalnya Bollinger bands) mengisyaratkan pembalikan arah (trend reversal), tetapi MACD menunjukkan penerusan arah (trend continuation). Juga sebaliknya ketika indikator trend mengisyaratkan penerusan arah, MACD mengatakan arah trend akan segera berbalik.

Memang, jika Anda piawai dalam analisa 
gelombang Elliot (Elliot waves) dan siklusnya, Anda bisa mengantisipasi kapan mesti entry sesuai dengan arah trend tanpa bantuan indikator MACD, tetapi seperti Anda ketahui analisa pergerakan arah trend dengan gelombang Elliot sangat sulit dan sangat subyektif, diperlukan pengalaman yang cukup lama untuk benar-benar memahami perubahan pola gelombang yang didasari teori fractals tersebut. Dalam hal ini indikator MACD bisa membantu mengantisipasi pergerakan trend.

Sebagai contoh berikut adalah isyarat pembalikan arah trend oleh indikator Bollinger bands dan pola candlestick:



Pola candlestick menunjukkan formasi pin bar (reversal) dan bar setelah inside bar telah menembus level terendah mother bar-nya bersamaan dengan penembusan upper Bollinger bands. Disusul oleh pin bar terakhir yang mengisyaratkan penerusan arah (downtrend). Dengan indikasi tersebut, sentimen bearish jelas kuat, dan kita akan entry sell dengan stop loss diatas level tertinggi pin bar pertama. Pada pola candlestick yang sama sebelumnya, kita bisa abaikan isyarat trend reversal setelah bullish candle yang kuat dan pola hammer yang terbentuk sesudahnya. Yang terjadi sesudahnya:


Stop loss Anda terkena. Indikator MACD masih membentuk level higher high dengan sentimen bullish yang dominan (garis histogram masih berwarna biru). Indikator MACD mengatakan Anda telah melawan arah trend.




Overbought dan oversold 
Keadaan overbought atau jenuh beli terjadi ketika garis histogram berada diatas level nol (positif) dan panjangnya mulai berkurang ketika telah mencapai level higher high. Sebaliknya keadaan oversold atau jenuh jual terjadi ketika garis histogram berada dibawah level nol (negatif) dan panjangnya mulai berkurang ketika telah mencapai level lower low. MACD bisa membantu identifikasi keadaan ini ketika Anda hendak entry berdasarkan sinyal dari candlestick dan indikator trend, seperti pada contoh berikut:





Jika Anda pengikut arah trend (trend follower), tentunya akan entry buy dengan asumsi pola candlestick yang bullish engulfing setelah sinyal reversal (pin bar), dan pada saat yang sama garis histogram MACD menunjukkan dominan bullish (histogram warna biru). Yang terjadi sesudahnya:





Setelah naik dan menembus upper Bollinger bands, harga kemudian turun dan bila posisi Anda masih terbuka, stop loss akan terkena. Hal ini terjadi karena keadaan overbought yang ditunjukkan oleh indikator MACD. Entry di dekat level higher high MACD perlu berhati-hati karena kita tidak pernah tahu kapan akan terjadi reversal. Tetapi higher high cenderung mengisyaratkan keadaan overbought.


Sinyal Buy dan Sell dari indikator MACD
Seperti contoh pada bagian sebelumnya, MACD bisa membantu dalam mengkonfirmasi arah trend, oleh sebab itu banyak trader forex menggunakan indikator ini. Mereka cukup menunggu satu atau dua bar histogram sebelum memutuskan untuk entry. Tidak hanya untuk kondisi pasar trending, tetapi indikator ini juga membantu konfirmasi pada kondisi ranging dengan isyarat pembalikan arah (reversal signal) melalui keadaan overbought dan oversold.

Namun demikian indikator MACD harus digunakan sebagai alat untuk konfirmasi, indikator utama tetap pada pergerakan harga (price action) dari chart trading dan indikator teknikal lainnya yang biasa Anda gunakan semisal 
moving average atau Bollinger bands. Salah satu yang sering digunakan adalah kombinasi antara price action, garis trend dan indikator MACD. Konfirmasi MACD untuk keadaan breakout (penembusan) garis support atau resistance bisa sangat membantu seperti pada contoh berikut:




Tampak pada gambar diatas, 
garis trend menunjukkan support yang valid (support line). Anda menunggu garis support ditembus (break) untuk membuka posisi sell. Indikator MACD telah membentuk level higher high sebelum turun beberapa bar (keadaan overbought), tetapi tentunya Anda tidak akan entry sell sebelum garis support ditembus.


Ketika harga telah benar-benar menembus garis support dengan bar yang ditutup dibawah support line, secara bersamaan garis histogram MACD menunjukkan dominan bearish (warna merah) dengan level masih dibawah higher high tetapi diatas level nol (belum memasuki area oversold).


Anda putuskan untuk entry sell pada level pembukaan bar berikutnya, stop loss pada level tertinggi bar sebelumnya dan target profit pada level support terdekat sebelumnya. Seperti tampak pada gambar diatas, target Anda bisa tercapai dengan mudah.

Anda buat support line kedua (dibawahnya) untuk mengetahui breakout berikutnya karena Anda bermaksud membuka posisi lagi mengulangi sukses yang pertama. Kali ini Anda mengabaikan indikator MACD, dan ketika terjadi break support line lagi, Anda entry sell pada titik B dengan level stop loss dan target seperti pada gambar bawah:




Anda membuka posisi karena price action-nya sama dengan ketika Anda entry sebelumnya titik A), tetapi indikator MACD berbeda. Pada kejadian yang pertama garis histogram MACD bergerak turun diatas level nol yang berarti masih overbought, tetapi kondisi yang sekarang sangat berbeda, tidak hanya histogram MACD telah berada dibawah level nol, tetapi garis-garis histogram juga bergerak naik membentuk level-level higher lows.


Kondisi sekarang adalah oversold. Meskipun saat Anda masuk garis histogramnya berwarna merah (dominan bearish), tetapi bar-bar berikutnya sebagian besar dominan bullish yang pada akhirnya menyebabkan level stop loss Anda terkena (titik C)


Sebagai kesimpulan, selain melihat pada arah dominan garis histogram (bullish atau bearish), kondisi overbought dan oversold tetap harus diperhatikan. Idealnya buy pada keadaan oversold dengan histogram yang dominan bullish, dan sell pada kondisi overbought dengan histogram yang dominan bearish.




Menggunakan MACD Dalam Trading Forex

MACD atau Moving Average Convergence-Divergence adalah salah satu indikator teknikal yang bisa diandalkan trader.

Konvergensi dan divergensi
Sesuai dengan nama indikator ini, maka istilah konvergensi dan divergensi (Convergence-Divergence) yang dimaksud adalah perbandingan antara arah pergerakan harga dan arah indikator MACD itu sendiri (baik dalam bentuk garis maupun histogram). 
Konvergensi yang artinya pertemuan terjadi bila harga bergerak turun sedang garis atau histogram MACD bergerak naik sehingga seolah-olah akan bertemu pada suatu titik. Sebaliknya divergensi terjadi bila pada titik tertentu harga bergerak naik sedang indikator MACD bergerak turun sehingga seolah-olah terjadi penyimpangan (divergence), atau deviasi antara keduanya.


Keadaan Convergence (konvergensi)


Keadaan konvergensi terjadi bila harga bergerak turun yang ditandai dengan terbentuknya lower high (harga puncak yang lebih rendah) dan atau lower low (harga lembah yang lebih rendah), tetapi pada saat yang sama garis histogram MACD naik dan membentuk higher high (nilai puncak yang lebih tinggi) atau higher low (nilai lembah yang lebih tinggi).

Kaidah keadaan konvergensi mengatakan bahwa arah pergerakan harga pada akhirnya akan berubah dan mengikuti arah gerak indikator MACD, dalam hal ini harga akan bergerak naik, terutama setelah garis histogram MACD melewati level nol (0.00) dimana saat itu garis EMA-26 memotong garis ema-12 dari bawah keatas.

Konvergensi indikator MACD biasanya terjadi pada akhir dari suatu downtrend. Jika Anda trader pengikut trend (trend follower) maka sebaiknya Anda tidak masuk posisi sell ketika terjadi keadaan konvergensi indikator MACD seperti diatas, meskipun mungkin indikator lain tidak mengisyaratkan hal tersebut.

Keadaan Divergence (divergensi)

Divergensi indikator MACD adalah salah satu sinyal penting yang sering terjadi. Keadaan divergensi terjadi bila harga bergerak naik yang ditandai dengan terbentuknya higher high (harga puncak yang lebih tinggi) dan atau higher low (harga lembah yang lebih tinggi), tetapi pada saat yang sama garis histogram MACD turun dan membentuk lower high (nilai puncak yang lebih rendah).

Kaidah keadaan divergensi mengatakan bahwa arah pergerakan harga pada akhirnya akan berubah dan mengikuti arah gerak indikator MACD, dalam hal ini harga akan bergerak turun, terutama setelah garis histogram MACD dominan bearish (warna merah), dan melewati level nol (0.00) dimana saat itu garis ema-26 memotong garis ema-12 dari atas kebawah.

Divergensi indikator MACD biasanya terjadi pada akhir dari suatu uptrend, namun demikian sebaiknya Anda tidak terburu-buru untuk masuk sell begitu tampak divergensi, perlu konfirmasi dari price action atau indikator lainnya. Hal ini disebabkan karena pada keadaan divergensi pasar akan lebih sensitif. Ketika pasar kolaps dan harga turun dengan tajam, panic selling akan cepat terjadi dibandingkan dengan panic buying pada keadaan konvergensi. Namun jika ternyata tidak terjadi panic selling, harga akan dengan cepat pula meneruskan uptrend-nya.




Cara Membaca Indikator MACD Berdasarkan 4 Macam Fungsinya

MACD (Moving Average Convergence Divergence) merupakan salah satu indikator teknikal paling populer yang banyak diandalkan dalam trading forex. Dibandingkan indikator lain, MACD memang tergolong multi-fungsi, sehingga bisa diandalkan alat bantu dalam beberapa jenis strategi trading. Akan tetapi, banyak pemula ternyata merasa kesulitan saat pertama kali menggunakan MACD. Untuk mengatasi masalah tersebut, artikel ini akan mengungkap cara membaca indikator MACD berdasarkan fungsi-fungsi utamanya.


Sekilas Tentang Indikator MACD
MACD adalah indikator pilihan yang sejak lama telah menjadi fitur bawaan MetaTrader. Meski dimasukkan dalam kategori Oscillator, banyak ahli trading forex berpendapat jika MACD bukanlah murni Oscillator, melainkan indikator yang bisa difungsikan sebagai Oscillator.

Pada dasarnya, cara membaca indikator MACD perlu diawali dengan pemahaman terhadap komponen-komponen yang membentuknya. Indikator MACD di 
MetaTrader 4 terdiri dari dua aspek, yaitu Area MACD dan garis sinyal. Area MACD merupakan histogram yang dihitung dari selisih nilai EMA (Exponential Moving Average) periode 12 dengan EMA periode 26. Tampilan area ini bisa naik turun dan kadang-kadang melintasi batas netral di level 0. 




Sementara itu, garis sinyal MACD tampil sebagai grafik yang bergerak beriringan dengan area MACD. Komponen ini merupakan penjelmaan dari garis SMA (Simple Moving Average) yang dihitung dari MACD periode 9, sehingga tampak lebih lagging dari area MACD itu sendiri. 


Cara Membaca Indikator MACD Sebagai Penunjuk Arah Trend
Fungsi indikator MACD yang paling utama adalah untuk menunjukkan arah trend dan momentum pasar. Ketika trend harga sedang naik, area MACD berada di zona positif atau di atas level 0. Sementara ketika harga berada dalam downtrend, area MACD bergerak di zona negatif atau di bawah level 0.

Dari situ, Anda kemudian bisa menjadikan pergantian posisi area MACD sebagai sinyal perubahan arah trend. Jika ingin mengenali sinyal lebih awal, Anda dapat mengambil posisi sell ketika area MACD mulai menurun di area positif, atau open buy saat area MACD semakin menanjak di area negatif.

Untuk mengkonfirmasi, Anda bisa memperhatikan crossing garis sinyal dari area MACD. Dalam hal ini, tunggu hingga garis sinyal benar-benar memotong area MACD dari atas ke bawah sebelum entry sell, atau konfirmasikan crossing garis sinyal dari bawah ke atas untuk membuka posisi buy. 





Cara membaca indikator MACD dengan sinyal EMA
Banyak trader juga menggunakan kombinasi indikator MACD dengan Exponential Moving Average (EMA) untuk mendapatkan konfirmasi entry yang lebih baik. 



Aplikasi indikator MACD dan dua garis EMA di atas menunjukkan bahwa perubahan trend dari bullish ke bearish diiringi dengan pergeseran area MACD dari zona positif ke negatif. Sinyal itu kemudian dikonfirmasi oleh crossing garis sinyal MACD ke bawah level 0, serta perpotongan dua garis EMA (EMA periode besar memotong EMA periode kecil dari bawah ke atas).

Informasi yang didapat dari cara membaca indikator MACD tersebut seringkali dijadikan sebagai pedoman entry dalam trading forex. Trader akan memasang open sell ketika area dan garis sinyal MACD menyeberang ke zona negatif, serta terjadi perpotongan garis-garis EMA 26 dan EMA 12. Sebaliknya, trader bersiap open buy ketika area dan garis sinyal MACD melintas dari daerah negatif ke positif, serta EMA 12 memotong EMA 26 dari bawah ke atas.

Cara Membaca Indikator MACD Sebagai Pengukur Momentum
Tidak hanya arah trend, indikator MACD juga bisa menunjukkan momentum yang bisa menginformasikan kekuatan trend saat ini. Dengan mengetahui momentum, Anda bisa memperkirakan apakah trend masih akan menguat atau justru sedang melemah. Dalam trading forex, memahami cara membaca indikator MACD sebagai pengukur momentum dapat menghindarkan Anda dari kesalahan entry di penghujung trend.

Parameter momentum pada indikator MACD adalah ukuran batang-batang histogram yang membentuk area. Jadi, cara membaca indikator MACD sebagai pengukur momentum adalah dengan mengetahui tinggi rendah area yang terbentuk. 



Contoh grafik di atas menunjukkan bahwa pergerakan harga yang kuat selalu diiringi dengan bentukan batang histogram yang panjang-panjang. Ketika trend baru terbentuk dan pasar masih mengumpulkan tenaga, area MACD tampil pendek-pendek namun semakin membesar. Puncak trend terjadi ketika kekuatan pasar terisi penuh dan ditandai oleh batang histogram MACD yang tampil paling panjang.

Sedangkan cara membaca indikator MACD untuk momentum yang mulai melemah adalah dengan mewaspadai histogram yang terus mengecil. Ketika pasar bersiap untuk beralih posisi, area MACD mulai melandai dan tampak semakin mengecil. Pada akhirnya, pola histogram akan mengulang siklus yang sama di area berlawanan. 


Cara Membaca Indikator MACD Sebagai Oscillator
Metode ini berkaitan erat dengan cara membaca indikator MACD sebagai pengukur momentum, sebab masih melibatkan pengamatan pada batang histogram di area MACD. Indikator MACD sebenarnya tidak mempunyai standard oversold dan overbought, dua hal yang menjadi syarat utama Oscillator. Namun demikian, banyak trader menggunakan puncak area MACD di zona positif sebagai batas overbought, dan dasar area MACD di zona negatif sebagai titik oversold




Cara Membaca Indikator MACD Sebagai Penunjuk Sinyal Divergence
Dalam trading forex, divergence adalah perbedaan harga dengan indikator penunjuk momentum dan merupakan sinyal reversal. Cara membaca indikator MACD dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan strategi divergence pada umumnya. Ketika harga cenderung naik (membentuk higher high) tapi area MACD justru menurun (menciptakan formasi lower high), maka uptrend tak lama lagi akan berbalik menurun. Hal ini karena kenaikan harga tidak didukung oleh penguatan momentum. 



Sebaliknya, downtrend yang tampak di chart harga (ditandai oleh lower low) bisa berbalik ke atas apabila area MACD di zona negatif justru semakin meningkat (membentuk higher low). Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun seller masih berkuasa, momentum bullish terus menguat. Pada akhirnya, downtrend harga akan berubah menjadi uptrend ketika area MACD benar-benar menyebrang ke zona positif. 


Kesimpulan
MACD adalah salah satu indikator forex terbaik yang bisa dimanfaatkan untuk menunjukkan berbagai sinyal. Meski belum terhindar dari kekurangan perangkat teknikal yang bersifat lagging, indikator MACD bisa memberikan sinyal leading jika digunakan sebagai penanda divergence. Dengan demikian, Anda bisa mengantisipasi reversal seawal mungkin, bahkan sebelum pembalikan itu benar-benar terjadi.

Meskipun demikian, Anda tetap dianjurkan untuk mencari tool pelengkap saat trading forex dengan indikator MACD. Sinyal MACD yang bisa memberikan beragam manfaat nyatanya tidak selalu benar 100%. Jadi, akan lebih baik jika indikator MACD dikombinasikan dengan tool atau metode teknikal lain, seperti EMA, 
teknik price action, atau analisa chart pattern

Banyaknya pertanyaan dari para trader akhir akhir ini mengenai teknik trading forex paling sederhana sepertinya mencerminkan rasa frustasi dari para trader yang banyak mengalami kegagalan bahkan hingga harus merasakan pil pahit Margin Call.
Sebenarnya kata kata mudah ini memiliki banyak definisi tergantung dari kacamata siapa yang mendefinisikannya. Definisi mudah bagi seoranng trader pemula tentunya berbeda dengan definisi mudah seorang trader yang sudah memiliki banyak pengalaman dan jam terbang di dunia forex trading. Inilah mengapa kami memutuskan untuk mengenalkan anda ke salah satu teknik trading forex yang sangat sederhana yaitu dengan menggunakan indikator sederhana MACD untuk membaca pergerakan pasar dan open posisi Buy ataupun Sell.





APA ITU MACD


Sebelum membahas lebih lanjut mengenai teknik trading simpel dengan menggunakan MACD, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu MACD.
MACD ini sendiri adalah singkatan dari Moving Average Convergence / Divergence ( rata-rata pergerakan konverjensi / perbedaan). Dimana indikator ini diciptakan pada tahun 1960an oleh Gerald Appel yang bertujuan untuk memperhatikan hubungan antara garis MA (Moving Average) jangka panjang dan jangka pendek.
MACD kemudian menunjukkan sebuah perbedaan EMA (Exponential Moving Average) yang lebih lambat dan cepat dari penutupan harga. MACD ini kemudian berkembang menjadi salah satu indikator analisa forex yang paling popular dan paling terkenal. Salah satu kelebihan MACD yang banyak disukai oleh para trader adalah, cukup jarang terjadi false signal dalam trading forex karena pergerakannya yang halus. Dalam kondisi oversold ataupun overbought, MACD tidak menunjukkan sinyal apapun.




2 PRINSIP DASAR MACD


  1. MACD membentuk puncak tertinggi untuk menggapai lembah paling rendah, berlaku juga sebaliknya
  2. Tiga kemungkinan yang mungkin terjadi dalam pergerakan harga MACD
  • MACD akan sesuai dengan harga yang sedang bergerak
  • MACD bergerak berlawanan arah dengan harga, tapi kemudian akan bergerak searah dengan MACD, inilah Divergent Covergent
  • Harga akan terus berada dalam kondisi sideway hingga MACD berakhir






TEKNIK TRADING SIMPEL DAN MUDAH MENGGUNAKAN MACD


Seperti yang sudah kami sampaikan sebelumnya, masing masing trader memiliki definisi simpel dalam membaca sebuah indikator MACD ini. Ada yang memanfaatkan perpotongan garis MACD signal dan main untuk menentukan posisi Buy ataupun Sell. Ada juga yang kemudian memanfaatkan terjadinya kondisi divergen MACD dalam menentukan posisi Buy atau Sell.
Kalau anda masih awam dalam menggunakan MACD ini, kami akan memberikan tips dan cara paling mudah supaya anda dapat mengetahui dengan mudah kapan sebuah trend terbentuk untuk kemudian membuka posisi yang tepat menggunakan indikator sederhana MACD.
Biasanya trader yang masih awam dalam menggunakan indikator ini sama sekali tidak merubah apapun dalam memasang indikator MACD bawaan metatrader seperti gambar dibawah ini

Tapi kali ini kami akan memberikan teknik simpel trading dengan menggunakan MACD, untuk melakukannya anda bisa merubah sedikit setingan MACD dari yang standar dengan menggunakansetingan yang kami gunakan supaya anda bisa menggunakan teknik trading simpel dari kami  ini, Fast SMA = 14, Slow EMA = 20, dan MACD SMA = 1, seperti yang kami contohkan di gambar dibawah ini.


Pada kesempatan ini kami akan menggunakan pair EUR/AUD dengan timeframe H1. Jangan heran dan kaget kalau anda menemukan MACD yang berbeda dengan yang anda gunakan biasanya, seperti yang ada di gambar berikut  ini.
Teknik trading ini sebenarnya sangat simpel, anda hanya melihat dan perhatikan baik baik kapan gelombang MACD melewati dan menembus garis tengah level nol. Di saat terjadi persilangan inilah adalah masa yang tepat untuk melakukan open posisi buy ataupun sell.


Jangan lupa gunakan stop loss dan take profit, dimana kami sarankan anda menggunakan take profit sebesar 10-20 pips atau akan jauh lebih baik kalau anda bisa mengkondisikan chart yang sekarang ini sedang terjadi.
Teknik ini sangat simpel bukan? Namun kalau anda ingin mencobanya sebaiknya coba dulu pada akun demo sebelum anda melakukannya benar benar di akun real supaya menghindarkan dari loss yang merugikan.


Berdasarkan gambarajah di atas,..Cobalah fikirkan